04/09/2009

Islam, Liberal dan Sosial

Ini hanya pemikiranku. Saya pun terbuka tentang pemikiran kalian tentang ini. Anda bebas mengomentari tulisan ini. Mudah-mudahan dapat memperkaya pengetahuan kita.



Anda tahu, ada beberapa ideologi di dunia. Ada banyak, namun setidaknya ada 3 ideologi yang berkembang besar di dunia, terutama dipakai negara-negara besar. Sosialisme-Komunisme, Liberal-Kapitalisme dan Islam. Seperti kitas ketahui bersama bahwa sosialisme dan komunisme identik sebagaimana liberal dan kapitalisme. Dari sejarah, kita perhatikan negara-negara besar yang muncul dan 'menguasai' dunia saat itu bersaing dengan ideologi mereka masing-masing. Uni sovyet cs dengan sosialis-komunis serta AS dkk dengan liberal-kapitalis. Ideologi tersebut berkembang di dunia dan berjaya. Tapi kawan tidakkah sadar bahwa Islam juga 'sempat' meraih kejayaan, bahkan kita masih bisa mengetahuinya dari sejarah yang kita baca. Kita yang hidup pada era ini, hanya dapat mengagumi serta meneladani. Kita masih berusaha mengembalikan kejayaan Islam itu, namun hasilnya belum 'tampak'. Kita masih dikurung dengan 'kebodohan' belum mampu memancarkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan dan aplikasi nyata.



Islam itu bukan hanya agama, saya menyebut demikian. Islam bukan hanya agama, melainkan tatanan. Islam itu "dien", coba anda cari arti kata tersebut dalam bahasa arab. Dari yang saya pahami, itu adalah tatanan. Agama merupakan keyakinan, tapi Islam lebih luas dari itu. Apakah hanya sebagai keyakinan, dan diri kita tidak berada dalam koridor tatanan. Kita hidup dalam suatu tatanan, entah apa itu tatanan yang anda tafsirkan dan ikuti. Selayaknya Muslim, kita tentunya mengikuti tatanan Islam. Hal ini yang berusaha saya sampaikan. Islam itu ideologi yang sempurna, diturunkan pada Rasulullah untuk memperbaiki ummat. Diwahyukan langsung dari Allah, bukan karangan atau pemikiran manusia. Kita yang berusaha memahami dan menginterpretasikan maksudnya di dunia real dalam koridor Islam.



Sosialisme-Komunisme serta Liberal-Kapitalis memiliki kekurangan karena keterbatasan pikiran manusia. Dapat kita lihat dari resesi global zaman ini maupun pelajaran dari sejarah. Uni Sovyet dengan ideologinya akhirnya runtuh, rapuh dari dalam. Rapuh karena perangkat-perangkat negaranya rusak dalam korup. Negara-negara liberal pun tak se'kokoh' yang kita lihat, setelah resesi global kita lihat 'retak'nya mereka. Banyak perusahaan-perusahaan yang runtuh, karena sistemnya kalut diterpa badai krisis finansial. Tapi luput dari pandangan kita, finansial syariah tetap bertahan. Anda atau saya, tidak menyadari bahwa resesi global itu tidak menghancurkan ekonomi syariah. Pernahkah kita dengar hal itu terjadi? Itu salah satu bukti 'kesempurnaan' ideologi Islam.



Islam memiliki tatanan sendiri, tapi secara implisit terdapat himpunan ideologi-ideologi yang ada diatas. Pernahkah terpikir bahwa Islam itu sosialis, liberalis dan kapitalis secara kondisional. Sebagai contoh adalah zakat, zakat itu seperti sosialis. Kenapa zakat? Kita ummat diwajibkan 'menyisihkan' sebagian dari harta kita untuk sesama yang kekurangan. Zakat juga dipusatkan dalam suatu lembaga atau amil zakat. Ummat diwajibkan 'menyetor' persentase harta mereka dan dikumpulkan terpusat. Layaknya kaum sosialis dengan slogan mereka sama rasa, sama rata. Islam juga mengajarkan ummatnya saling berbagi. Kita juga sebelum berzakat adalah mampu. Kita harus mampu dalam ekonomi baru diwajibkan zakat. Kita diberikan kebebasan untuk memperkaya diri. Sama seperti Kapitalisme, mereka juga saling memperkaya diri. Tapi Islam tetap mengingatkan kita agar peduli terhadap sesama, dan tidak saling menjatuhkan. Secara liberal, Islam sangat menghargai kebebasan dan hak asasi manusia. Islam tidak memaksakan terhadap orang lain. Islam menghargai perbedaan, hanya ummatnya saja yang berada dalam kewajiban. Dalam suatu negara, pemeluk agama lain dapat hidup secara damai dan berdampingan. Islam memandang indahnya perdamaian dan kebersamaan. Islam menghargai hak-hak individu dan tidak ada intervensi di dalamnya. Layaknya Liberalisme yang menjunjung tinggi kebebasan. Tapi masih dalam koridar/jalan Allah. Dapat kita lihat bahwa Islam juga mengandung ideologi-ideologi tersebut. Islam bersifat global dan menyeluruh.



Ada suatu wacana yang menarik, yang pernah saya temukan. Saat Uni Sovyet runtuh, Sayid Al-Khomaini dari Iran, pemimpin spiritual itu sempat menawarkan pilihan kepada Uni Sovyet. Beliau menawarkan untuk memakai ideologi Islam kepada sovyet, karena sosialisme juga terkandung dalam Islam. Memang bukan secara keyaakinaan tetapi tatanan kenergaraan saja. Dari hal itu, kita bisa menyadari Islam adalah sempurna. Mungkin memang kita 'lihat' seperti ketinggalan zaman. Tapi sebenarnya zaman yang ada di bawah Islam. Dengan ijtihad dan pemikiran-pemikiran kita, kita bisa interpretasikan Islam dalam struktur sosial dan kehidupan nyata. Karena dasar-dasar kehidupan sudah ditunjukkan oleh Islam. Sekarang tinggal bagaimana kita menerapkan itu dalam hidup kita.



Pemikiranku ini hanya sempit, semua kebenaran hanya dariNYA. Puji syukur kita masih bisa menikmati indahnya Islam. Kekurangan itu karena kebodohan kita yang belum mengoptimalkan potensi diri. Wallahu'alam bishawab.