12/11/2013

Menuntut Warnet


*)melemaskan pikiran dan jemari dengan menulis lagi, sudah lama tidak menulis karena tidak berani. Karena jika menulis, saya meliarkan ide saya, takut tak terkontrol..haha

Tiba-tiba saja ada ide masuk dari entah mana saat di WC. Aneh ide sekelebat itu selalu muncul dari tempat tak terduga, WC, di atas motor, saat jalan, saat main, pas sembahyang, tidak pernah muncul saat serius nyari ide. Mungkin di WC itu banyak yang 'nemenin' mikir, atau sembahyang tidak serius. Jadi ingat, dahulu zaman Zeus dipercaya di Romawi, orang pintar disebut jenius (Genius). Ini asal katanya dari 'genie', atau jin dalam bahasa kita. Jadi orang pintar itu bukan karena dirinya sendiri, tapi ada 'ilham' entah darimana yang sifatnya transenden, tak kentara, ghaib lah. Jadi ngeri kalau dapat ide, ini ilham atau bisikan setan...haha.

Jadi saya akan jadi berbicara yang tadi tidak jadi-jadi saya tuliskan, ini mengenai warnet. Sudah sebagaimana kita mafhumkan bersama dalam era internet dimana-mana, posisi dan kondisi warnet dalam taraf diujung nikmat. Mungkin di kota-kota kecil nan tidak metropolis, warnet masih jadi primadona untuk mendapatkan koneksi internet. Tapi di kota besar dan sedang, internet mudah didapatkan dari sekian banyak operator dll, jalur kabel maupun udara. Operator sinyal bertebaran, jadi rebutan bandwidth tiap pengguna. Kalau saja ada kacamata bisa melihat gelombang radio, nampaknya dunia kita ini sudah ruwet gelombang radio, televisi, operator telepon seluler, dll. Warnet yang dulu populer, dari tempat mesum, nginap malam, kerja, nugas, main dan lain-lain, kini bingung jadi tempat apa. Mungkin warnet dikhususkan jadi tempat game online, tapi nampaknya tidak bertahan lama seperti itu. Warnet juga kalah sama Cafe dan Rumah Makan, makan disana gratis wifi yang bisa bikin kita habiskan makan 2 kali, karena nunggu download 10 MB saja setengah jam.

Saya terpikirkan kenapa warnet tidak kembali ke asal kata dasarnya, Warung Internet ? Warung yang menjual jasa sedia internet, bukan dengan konsep bilik. Tetapi warung dengan konsep ruang publik, tempat kongkow, tempat ngumpul. Permasalahan utama kota besar itu tempat publik, kalau mau janjian ketemuan dimana "di mall A", "di Cafe A", kurang gitu tempat ngumpul bareng, ngobrol dll. Cafe sedia "free wifi", kenapa tidak "Iternet, free snacks" atau makanan. Kan kita ngafe itu nyari internet dan tempat ngumpul kan, makannya mah beli yang murah kan, semurah-murahnya juga di atas 10 ribu..haha. Kenapa gak dibalik ? Bayar buat wifi, gratis snack dan minum. Bayar wifi, yang seharga dengan paket yang ada, dengan internet terjamin, misal akses kabel atau wifi per titik, dengan kuota tentunya. Misal 10 ribu, dapat kuota 250 MB. Dah gede kan itu ? Apalagi kalau kecepatan stabil tidak lemot. Suasanya dibuat tempat ngumpul per meja-kursi atau apa. Sudah bukan zamannya lagi warnet tempat bilik mesum kan ? Jadi gini idenya, pelanggan datang, pesan jenis kuota, dapet tempat, akses dan password terus bonus makanan / minuman. Memang kendalanya ukuran warnet yang kecil, biasanya begitu. Ya diadaptasi bentuknya, perpustakaan kecil atau warung kopi. "Wifi, free gorengan" plus bubur kacang. Berapa sih, 5 ribuan kan biasanya ? Ya sesuaikan ukuran tempat warnet yang lama, dengan paket kuota dan cemilannya. Ukuran warnet rata-rata 4x5 m yang sering, dijadiin meja berhadap-hadapan saja. Toh orang-orang banyak punya gadget sendiri (BYOD), hanya butuh tempat ngumpul saja. Paket per kuota atau waktu bebas lah, atur sendiri saja, sudah mandiri kan.

Tentu saja pemikiran saya ini tidak bertanggung jawab, karena tidak memikirkan hal-hal lainnya. Tentu saja ini warnet untuk di daerah kota-kota besar dan sedang. Cuma menawarkan pemikiran terbalik yang sederhana "Makan, free internet" menjadi "Internet, free makan". Kebutuhan utama kita sekarang tempat ngumpul dan internet, bukan makan. Buktinya, kalau makan saja harus kirim fotonya lewat internet kan ? Mau duduk, check in dulu via internet ? Mau ngumpul, update status dulu manggilin teman-teman, lewat internet kan ? Pas mau kumpul, butuh internet buat cari info, berita, nonton video, lewat internet kan ? Pas udah ngumpul, masih ngobrol via status, google doc, dll kan ? Tapi kan sekarang internet mudah dimana-mana ada, iya. Hanya koneksinya tidak stabil di Indonesia, terus di tempat ngumpul malah tidak ada koneksi. Masih perlu dipikirkan lagi, mekanisme bayarnya, dan lain-lainnya. Karena pusing saya, itu urusanmu ya..haha